Seberapa banyak Anda mengenal si Alergi?

Alergi merupakan respons sistem imun tubuh yang berlebihan terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, makanan tertentu, atau serbuk sari. Reaksi alergi bisaberkisar dari ringan hingga berat, bahkan mengancam nyawa. Menurut World Allergy Organization (WAO), prevalensi alergi meningkat secara global dan menjadi masalah kesehatanmasyarakat yang serius.
1. Alergi Makanan
Penyebab
Alergi makanan disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan terhadap protein tertentu dalammakanan. Makanan yang paling umum menimbulkan alergi adalah:
• Kacang tanah
• Telur
• Susu sapi
• Kedelai
• Gandum
• Ikan dan kerang
Fakta Medis
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association (JAMA)tahun 2019 melaporkan bahwa sekitar 10,8% orang dewasa di AS mengalami alergi makanan, dengan prevalensi meningkat setiap tahun, terutama di kalangan anak-anak.
Gejala
• Gatal-gatal di mulut atau kulit
• Bengkak di wajah atau tenggorokan
• Mual, muntah, diare
• Anafilaksis (reaksi alergi berat)
Pencegahan dan Penanganan
• Identifikasi makanan pemicu melalui tes alergi (IgE test atau food challenge).
• Membaca label makanan secara teliti.
• Menghindari makanan pemicu sepenuhnya.
• Membawa autoinjektor epinefrin (EpiPen) jika alergi berat.
• Protokol desensitisasi oral sedang diteliti untuk membantu anak-anak toleran terhadapalergen secara bertahap.
2. Alergi Udara (Alergi Inhalan)
Penyebab
Disebabkan oleh paparan alergen yang terhirup seperti:
• Serbuk sari (pollen)
• Debu rumah dan tungau
• Bulu hewan
• Jamur
Fakta Medis
Menurut Global Asthma Report 2022, alergi udara sangat erat kaitannya dengan asma dan rinitisalergi. WHO menyatakan bahwa 400 juta orang di dunia menderita rinitis alergi.
Gejala
• Bersin terus-menerus
• Hidung tersumbat atau meler
• Mata gatal dan berair
• Batuk dan sesak napas (terutama jika terkait asma)
Pencegahan dan Penanganan
• Gunakan filter udara HEPA di rumah.
• Bersihkan rumah secara rutin, terutama tempat tidur dan karpet.
• Hindari aktivitas luar saat kadar serbuk sari tinggi (pagi hari).
• Obat seperti antihistamin, dekongestan, dan kortikosteroid nasal sangat efektif.
• Imunoterapi alergi (allergy shots) terbukti secara klinis dapat mengurangi sensitivitas.
3. Alergi Berdasarkan Lokasi/Geografi
Konteks
Alergi juga dapat dipicu oleh kondisi geografis atau lingkungan tertentu. Misalnya, orang yang tinggal di dataran tinggi cenderung lebih sedikit mengalami alergi serbuk sari dibandingkan di dataran rendah.
Faktor Lingkungan:
• Iklim tropis → lebih banyak jamur dan tungau
• Daerah berpolusi → iritasi saluran napas dan alergi pernapasan meningkat
• Wilayah agrikultur → serbuk sari dari tanaman tertentu
Fakta Medis
Sebuah studi oleh European Respiratory Journal (2021) menyebutkan bahwa perubahan iklimglobal meningkatkan musim alergi serbuk sari, menjadikannya lebih panjang dan intens.
Pencegahan dan Penanganan
• Menyesuaikan tempat tinggal (jika memungkinkan) untuk penderita alergi berat.
• Monitor aplikasi indeks kualitas udara (AQI) harian.
• Gunakan masker saat berada di luar ruangan pada hari dengan tingkat alergen tinggi.
4. Alergi Obat dan Zat Kimia
Penyebab
Sistem imun salah mengenali senyawa dalam obat sebagai ancaman. Obat paling umum yang menimbulkan alergi:
• Penisilin dan antibiotik beta-laktam
• Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
• Anestesi lokal
Gejala
• Ruam kulit
• Gatal-gatal
• Anafilaksis
Fakta Medis
Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology (ACAAI), sekitar 10% orang mengklaim alergi terhadap penisilin, namun 90% di antaranya sebenarnya tidak benar-benaralergi setelah dilakukan pengujian ulang.
Pencegahan dan Penanganan
• Catat dan sampaikan riwayat alergi obat kepada dokter sebelum perawatan.
• Tes kulit (skin test) dapat membantu mengkonfirmasi alergi obat.
• Pemberian obat alternatif oleh profesional medis sangat penting.
5. Alergi Serangga dan Sengatan
Penyebab
Reaksi alergi terhadap racun sengatan lebah, tawon, atau semut api.
Gejala
• Pembengkakan lokal
• Reaksi sistemik (anafilaksis)
Penanganan
• Hindari daerah bersemak atau pohon saat musim panas.
• Gunakan pakaian tertutup dan tidak beraroma wangi.
• Siapkan autoinjektor epinefrin jika punya riwayat reaksi berat.
• Imunoterapi juga efektif untuk alergi sengatan serangga jangka panjang.
6. Alergi Kulit (Dermatitis Alergi Kontak)
Penyebab
• Logam (nikel)
• Kosmetik
• Deterjen
• Lateks
Gejala
• Ruam merah
• Gatal
• Kulit mengelupas
Pencegahan dan Penanganan
• Hindari produk pemicu.
• Gunakan salep kortikosteroid ringan.
• Uji tempel (patch test) membantu mengidentifikasi alergen.
Pakai strategi untuk mencegah alergi
1. Diagnosis dini: Konsultasi dengan ahli alergi atau imunolog sangat penting jikamengalami gejala berulang.
2. Manajemen gaya hidup: Perhatikan pola makan, kualitas udara rumah, dan penggunaanbahan kimia.
3. Imunoterapi: Memberikan alergen dalam dosis kecil secara berkala bisa membantumeningkatkan toleransi.
4. Pendidikan pasien dan keluarga: Memahami pemicu, gejala, dan tindakan darurat sangat penting, terutama jika alergi berpotensi fatal.
Akhirnya….
Alergi bisa sangat memengaruhi kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, dengan pengetahuan yang baik, dukungan medis, dan perubahan gaya hidup, banyak penderitaalergi mampu mengelola kondisinya dengan efektif. Berbagai pendekatan ilmiah sepertiimunoterapi dan deteksi molekuler semakin memperluas pilihan dalam diagnosis dan terapialergi.
Referensi Medis:
• Sicherer SH, Sampson HA. Food allergy: A review and update on epidemiology, pathogenesis, diagnosis, prevention, and management. JAMA. 2018;319(23):2475–2484.
• World Allergy Organization. White Book on Allergy Update 2020.
• Global Asthma Report 2022. Global Initiative for Asthma (GINA).
• Bousquet J, et al. Allergic rhinitis. Allergy. 2020;75(4):806–825.
• American College of Allergy, Asthma & Immunology (ACAAI): www.acaai.org